Magang alias Internship di Museum Nasional


“A Museum is a non-profit permanent institution in the service of society and its development, open to the public, which acquires, conserves, researches, communicates and exhibits the tangible and intangible heritage of humanity and its environment for the purpose of education, study and enjoyment”

–International Council of Museum (ICOM) Statutes, adopted by General Assembly in Vienna,  24 August 2007


Sebelumnya saya ucapkan terimakasih banyak kepada Departemen Arkeologi UGM yang telah membuka mata kuliah baru bernama : Magang!

Dalam pandangan saya dahulu, yang namanya magang itu adalah PKL alias Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang biasanya dilakukan oleh siswa-siswi SMK dengan pakaian hitam-putih. Sejauh yang saya tahu juga, yang magang adalah anak-anak kelas XI SMK. Magangnya macem-macem, tergantung jurusannya. Itu semua karena dulu kalau Bahasa Inggrisnya magang adalah internship.  Sebenarnya saya juga gapernah terbayang bisa tercebur dalam kegiatan magang seperti ini. Ya karena dulu memang gatau caranya dan gatau buat apa magang itu sebenernya. Memenuhi syarat kelulusan? Cari pengalaman kerja? Iseng-iseng? atau yang lain-lainnya?

Di Departemen Arkeologi UGM sendiri mata kuliah Magang ini baru memasuki tahun kedua alias masih ujicoba sehingga masih banyak hal-hal yang harus diperhatikan. Departemen memberikan waktu untuk selama 1 (satu) bulan  atau kurang lebih 4 minggu atau sekitar 24 hari untuk magang di instansi yang sebaiknya memiliki hubungan dengan studi mahasiswa (yaiyalah). Rata-rata ada yang magang di museum, pusat penelitian, dinas-dinas, balai-balai, dan sebagainya. Sejauh ini, kebanyakan mahasiswa yang mengambil magang kaitannya sama skripsi yang menyeramkan. 

Begitupun saya.

Pada kesempatan ini saya memilih untuk magang di Museum Nasional Indonesia (selanjutnya disebut Munas) di Jakarta. Jikalau ditanya kenapa, mungkin sulit untuk menjelaskan alasan yang sesungguhnya. Kalau alasan praktisnya, karena data skripsi saya secara tidak sengaja ajaib dan tiba-tiba ada disana. Tetapi terlepas dari itu, adalah seperti mimpi bisa mencicipi pahit manisnya bekerja di sebuah instansi yang telah berdiri sejak masa Bataviaasch Genootschaap van Kunsten en Wettenschaapen (hari lahir Munas : 24 April 1778). Seperti mimpi bisa masuk ke dalam wilayah-wilayah terlarang di dalamnya datang ke museum setiap hari, dari Senin-Jumat kadang Sabtu-Minggu juga. 

Kemudian semua orang bertanya, kerjaannya ngapain aja? Mungkin akan saya ceritakan gambarannya berdasarkan apa yang saya alami selama kurang lebih 4 minggu. Btw, saya mulai magang tanggal 5 November-5 Desember 2018. Sebelum itu (sekitar bulan September) saya cari-cari informasi magang dengan langsung datang kesana.

Oh iya, saya magang di Bidang Pengkajian dan Pengumpulan. Sesuai namanya, bidang ini punya tanggungjawab dalam hal pengkajian koleksi museum. Setiap tahun ada kajian-kajian yang dilakukan misalnya kajian tentang prasasti, kain, perahu, dan masih banyak lagi. Untuk pengumpulannya ya kurang lebih kaitannya sama pengadaan koleksi begitu. Senangkep saya, bidang ini urusannya adalah tentang : koleksi, koleksi, dan koleksi. Nomor dan nama koleksi adalah hal yang tidak boleh terlewatkan pencatatannya dalam setiap Berita Acara Kegiatan.

Kurang lebih kaitannya sama hal-hal seperti  :
1. Permintaan informasi koleksi (“koleksi ini ada gak ya? dipamerkan atau disimpan di ruang penyimpanan? sudah pernah ditulis/dikaji atau belum?”, dsb.)
2. Peminjaman dan pengembalian koleksi (Terkadang untuk pameran di luar museum, salah satunya yang terbesar tahun lalu adalah Europalia. Dimana banyak koleksi Munas yang dipinjam untuk dipamerkan di Belgia).
3. Pembuatan buku (diantaranya buku mengenai kajian koleksi, juga ada buku eksklusif dan sepertinya masih banyak lagi).
4. Hal-hal terkait dengan label untuk tiap koleksi.
5. Pemindahan koleksi

Singkatnya begitu untuk sebagian kecil pekerjaan yang dilakukan bidang ini. Kebetulan untuk yang nomor 5 adalah yang paling banyak saya kerjakan selama magang. Ceritanya Munas punya storage baru gitu, maka ada koleksi yang akan dipindah dari Medan Merdeka Barat No. 12 ke sana. Kebetulan lagii, saya berkesempatan untuk membantu mendata koleksi yang akan dipindah khususnya koleksi-koleksi berbau etnografi. Selama itu saya berada di bawah pengawasan Ibu Haryanti yang sudah sangat hafal dengan koleksi etnografi ini. Mulai dari “ini asalnya dari mana”,”tahun berapa”, sampai ”nyimpennya dimana”, beliau sudah ingat di luar kepala. Kami mencatat dengan hati-hati satu per satu koleksi yang akan “pindah rumah”.

Masih berkaitan dengan pindahan, bagi saya pengalaman yang paling tidak terlupakan adalah saat menimbang arca-arca batu. Ternyata memang berat saudara-saudara wkwkwk :D Malah jadi berandai-andai, “beratnya candi itu berapaa??” wkwkw. Gak kebayang jaman duluuuuu itu pas museumnya baru-baru berdiri, ngangkut batunya gimana, menatanya sampai bisa dilihat sama pengunjung gimana. Mundur lagi mungkin, yang jadi pertanyaan besar, “dulu pas bikin itu gimana???”

Dari hal-hal di atas, saya jadi paham bahwa semua pekerjaan di museum adalah kerjasama antarbidang yang ada di dalamnya (bener banget ini, cocok banget sama teori-teori yang diajarin di Pengantar Museologi, Kapita Selekta Museologi). Masing-masing tidak bisa berdiri sendiri. Selama rangkaian pemindahan misal, selain bidang tempat saya magang, ada juga bidang lain yang punya andil besar, misalnya registrasi dan dokumentasi, juga penyajian dan konservasi. Semuanya wajib bekerjasama!

Yahh begitulah singkatnya ya cerita waktu magang tempo hari. Pada intinya, kegiatan magang ini menyadarkan diri saya bahwa museum adalah sebuah institusi yang dinamis. Museum tidak hanya diam dan sekadar menampilkan koleksi saja. Ada orang-orang yang bersembunyi dibalik koleksi dan selalu bekerja keras supaya koleksinya bisa memberi makna, menginspirasi, menjadi media pembelajaran. Kemudian saya jadi lebih sadar bahwa koleksi museum adalah benda yang sangat berharga, walapun kelihatannya kayak “apaan sih cuma batu”, “apaan sih cuma kayu”. 
Koleksi museum adalah representasi dari kekayaan sejarah, budaya, dan jatidiri Bangsa Indonesia..
Jadi kalau dibilang kerja di museum itu gabut? Seharusnya tidak! 

Oh ya satu lagiii, keamanan itu juga jadi kunci penting di museum (sekali lagi teori di kuliah terbukti). Selama melakukan kegiatan mulai dari buka pintu sampai tutup pintu, kami selalu didampingi oleh security. Coba tonton Night at the Museum, itu nyata coyy wkwkwk soalnya kalo malem koleksinya hidup dan harus dijagain.

Demikian cerita saya. Semoga menginspirasi ya daaann jangan lupa main ke museum :)))


Foto narsis, dijepret oleh Mbak Nada. Katanya, "3 minggu kerja disini udah foto belomm?"


Komentar

  1. Halo, mba salma nama saya imam maulana majid. Sya mahasiswa jurusan sejarah, niat saya ingin melakukan magang di Museum Nasional Indonesia. Namun, saya terkendala informasi seperti apa persyaratan dan bagaimana bisa magang dimuseum nasional. Oleh karenanya besar harapan saya untuk mendapat bantuan informasi dari mba, jika dirasa tidak keberatan mohon balas komentarnya yah atau tolong kirimkan email pada saya di
    Gmail: almajid219@gmail.com

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum wr.wb.
    Mba Salma, izin bertanya untuk persyaratan dan cara agar bisa magang di museum nasional ini bagaimana? Saya mahasiswa jurusan perpustakaan dan ilmu informasi namun ingin mencoba untuk magang di museum ini. mohon bantuaanya nggeh.
    yutanicka@gmail.com

    BalasHapus
  3. Halo, Kak.
    Terima kasih banyak atas ilmu dan informasinya.
    Aku mau bertanya mengenai cara pendaftaran magang di Museum Nasional, bagaimana ya, kak?
    Thank you kak

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI PRINGAPUS