CANDI PRINGAPUS

Candinya kecil..


Ya tentu saja kecil apabila dibandingkan dengan Candi Borobudur
Candi Pringapus terletak di Desa Pringapus, Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Tepatnya di lereng sebelah timur Gunung Sindoro. Seperti candi-candi “kecil” lainnya, Candi Pringapus berdiri sendiri di tengah halaman rumput yang asri dan terawat. 


Pertamakali melihatnya, pandangan saya langsung tertuju pada relief yang ada di kanan-kiri pintu candi. Relief tersebut menggambarkan laki-laki merangkul perempuan dan keduanya mengenakan kain. Sosok laki-laki di relief tersebut barangkali adalah dewa. Karena di belakang kepalanya terlihat jelas terdapat prabha atau berkas sinar. Laki-laki ini, baik di kanan maupun kiri keduanya mengenakan abharana (perhiasan) berupa  makuta, kundala (anting-anting), graiveyaka dan hara (kalung), keyura (kelat bahu), serta kankana (gelang). Sementara pada sosok wanita, tidak ada prabha. Perhiasan yang terlihat yaitu kundala, graiveyaka, hara, keyura, dan kankana. Diantara dua wanita ini terdapat perbedaan. Sepengelihatan saya sosok di sebelah kiri membawa sesuatu berbentuk seperti kendi (barangkali kalasa), sementara sosok di sebelah kanan kurang jelas (mungkin membawa camara/kebut lalat*).

Ragam hias Candi Pringapus dapat dikatakan raya. Wallpaper yang ada di badan candi bermotif sulur-suluran. Pintu candi dihiasi kala berahang dan juga makara. Terlihat pula banner bercorak flora di badan bagian atas. Antefik-antefik menghiasi bagian atap candi. Atap candi tidak utuh, bagian kemuncak tidak terlihat. Di bagian atap paling dasar (sejajar dengan ambang pintu) terdapat antefik dengan hiasan kala. Bagian kaki candi polos tanpa ragam hias, tetapi dapat kita temukan pelipit berbentuk half-round dan sisi genta bagian atas. 

Sejauh pengamatan saya, ragam hias di Candi Pringapus ini mirip dengan ragam hias Candi Ijo, Candi Sambisari dan candi-candi lainnya di wilayah DIY. Sulur-sulurannya mirip dengan yang ada di Candi Siwa, Prambanan, perwara-perwara Candi Sewu, Candi Kalasan, serta candi-candi lain yang semasa. Motif sulur-suluran banyak dipilih karena dipercaya melambangkan kesucian dan kehidupan. Di dalam candi terdapat arca Nandi, yang memperkuat bahwa Candi Pringapus adalah candi yang beraliran Hindu-Siwa. 

Papan informasi di candi ini menurut saya cukup informatif. Dari sana dapat kita peroleh informasi-informasi penting seperti :

-Penanggalan Candi Pringapus kurang lebih sekitar abad 8-9 M.
-Candi Pringapus bercorak Hindu-Siwa.
-Candi Pringapus telah dicatat oleh F.W. Junghun pada tahun 1844, dipugar oleh Oudheidkundige Dienst (Dinas Purbakala) pada tahun 1929, dan pernah diteliti oleh E.B. Vogler pada tahun 1949 tentang ragam hias.
-Candi yang ada sekarang ini diperkirakan adalah perwara dari candi yang lebih besar, dan informasi lain mengenai ragam hias dan reliefnya.

Tentang penanggalan, abad 8-9 M menurut saya masuk akal untuk dipilih. Hal ini dapat dilihat dari ragam hias Candi Pringapus apabila dibandingkan dengan candi-candi lain yang lebih lengkap seperti  apa yang telah saya sampaikan di atas. Selanjutnya mengenai perkiraan bahwa Candi Pringapus sekarang merupakan salah satu dari perwara barangkali juga benar. Karena di sekeliling halaman candi dapat kita jumpai banyak batu-batu candi termasuk kala, makara, dan juga temuan lepas berupa yoni yang juga melambangkan Dewa Siwa.

Senang sekali dapat berkunjung ke Candi Pringapus apalagi kami sempat piknik disana. Bangunan candi, relief,  arca, batu-batu temuan lepas, hingga lingkungan candi yang terasa sejuk dan asri di ketinggian membuat suasana menjadi syahdu, khidmat. Terasa jauh dari keramaian.  Sebenarnya wilayah ini padat penduduk, tetapi kebersihan candi  dan lingkungan sekitarnya sangat terjaga. Di sore hari dapat kita jumpai anak-anak setempat yang bermain dan berlarian di sekeliling candi. Seorang juru pelihara terlihat akrab dengan anak-anak sekaligus tidak lupa menjaga kebersihan candi. Satu lagi, papan peringatan seperti “DILARANG DUDUK DI ATAS BATU CANDI” dan “ALAS KAKI MOHON DILEPAS” jika ingin masuk ke dalam candi, terpampang jelas dan tegas.

Candi Pringapus sekarang memang kecil, tapi mungkin saja dahulu lebih besar. Karenanya, saya punya sedikit pantun untuk Candi Pringapus :

Gunung Sindoro dekat sekali
Dekat Liyangan dekat Pringapus
Walau baru sekali kusambangi
Keindahanmu takkan terhapus

Semoga suatu saat saya bisa berkunjung lagi kemari :)

*NB :
1. Mengenai apa yang dibawa oleh relief wanita di sebelah kanan, akan dilakukan penelusuran lebih lanjut merujuk pada sumber yang terpercaya.
2. Bila ada yang kurang mengenai ikonografi maupun keterangan profil candi mohon ditambahkan.

Relief di sebelah kanan

Nandi di dalam candi

Papan informasi

Kala dan Yoni

Juru Pelihara sedang membersihkan candi

Anak-anak sekitar yang sedang bermain

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Magang alias Internship di Museum Nasional