Belajar Sastra

Semester 5, ya saya sekarang semester 5. Dibilang tua masih ada yang lebih tua, dibilang muda adeknya udah 2 (hahaha terus kenapa?). Terus kenapa semester 5? Ya gapapa, tapi..
Awal semester ini bisa dibilang agak kacau (tapi akhirnya insyaallah kece kok :D). Karena ada perubahan kurikulun yang membuat mahasiswa bingung, lha dosennya juga bingung. Gak perlu saya bahas disini karena bikin pusing wkwk dan kurang lebih itulah yang membuat saya dan beberapa teman terdampar di kelas-kelas dari jurusan lain. SASTRA! Yah, walaupun kuliah di fakultas yang dulu namanya Fakultas Sastra tapi baru kali ini saya berkesempatan mengikuti kuliah di jurusan yang Sastra beneran.
Apa yang saya ambil sebenarnya masih relevan dengan studi saya saat ini. Fyi, saya kuliah di Arkeologi  (ilmu ajaib yang mempelajari masa lalu dan dibantu banyak ilmu lain dari sejarah, agama, arsitektur, sampai geografi). Sementara matkul yang saya ambil di jurusan lain itu adalah Tata Bahasa Sanskerta, Pengantar Jawa Kuno, Filologi dan Bahasa Belanda. Waktu ngisi KRS, dalam hati saya teriak "semester ini aku mau keluar, jalan-jalan, ke luar, keliling dunia!" (apa hubungannya ya?wkwk) dan setelah hampir UTS, rasanya banyak yang dapat saya petik dari perjalanan singkat semester ini.
Belajar bahasa itu penting, itu gabisa dihindari. Entah itu bahasa yang biasa dipake sehari-hari ataupun bahasa yang udah nggak ada penuturnya. Pentingnya bagi saya, yaitu untuk menggali lebih dalam tentang jati diri kita. Siapa sih kita? Siapa aja yang pernah berkomunikasi sama kita? Adakah sumbangannya? Adakah yang kita kasih? Atau kita cuma nerima? dan sejuta pertanyaan lainnya yang mungkin kalau dirumusin bisa dijadikan skripsi.
Selain itu, belajar bahasa dan segala ubarampe nya nggak bisa dilakukan sendiri (berdasarkan pengalaman saya dan teman-teman saya). Kata temen saya yang anak Sastra Indonesia, "belajar bahasa butuh temen latihan". Itu bener banget dan saya semakin menyadari kalau bahasa itu menguatkan ciri manusia sebagai makhluk sosial yang tak mau sendiri~
Lain daripada hal-hal di atas, biasanya saya kalo kuliah itu belajarnya tentang benda mati yang harus kita gali nilainya. Jadi, awal-awal ikut kuliah tentang bahasa dan sastra sedikit ada shock. "Kok kelasnya rame banget? Kok harus ditirukan?" dan lain sebagainya. Tapi ya begitulah yang seharusnya. Karena itu bahasa bukan batu.
Terakhir, semester 5 harapannya adalah lancar jaya walaupun begini begitu. Semoga apa yang didapatkan bisa berguna dan bermanfaat dunia akhirat.
Sedikit kutipan tentang sastra dari buku Filologi; Sejarah, Metode, dan Paradigma :
"Sastra disini adalah sastra dalam arti luas bukan dalam arti sempit sebagaimana pengertian sastra pada masa sekarang. Sastra adalah sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan didaktis atau untuk mendidik manusia agar lebih baik dan bermartabat" (Sudibyo, 2015:16)
Kutipan di atas bisa jadi pertimbangan buat banyak orang yang sering tanya : Lulusan sastra mau jadi apa?
Sudahlah. Segitu aja.
Ini bukan sambat tapi merambat (?)
Selamat melanjutkan perkuliahan dan ujian!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Magang alias Internship di Museum Nasional

CANDI PRINGAPUS